Thursday, February 9, 2017

Perkenalkan Zakhar yang salurkan kebaikan dengan memberi tattoo gratis untuk KDRT - Sekilas Info

Perkenalkan Zakhar yang salurkan kebaikan dengan memberi tattoo gratis untuk KDRT - Sekilas Info. Bekas luka selalu diam di tempat, membawa ingatan tak menyenangkan dari konflik lampau yang mendalam. Tato bunga dan kupu-kupu adalah jawaban Yevgeniya Zakhar untuk melangkah maju dan berdamai dengan masa lalu.



Tahun lalu, artis tato dari Rusia tersebut menawarkan jasa tato gratis untuk perempuan yang mengalami kekerasan dari pasangannya. Tato tersebut dibuatnya untuk menutupi bekas luka akibat kekerasan domestik yang terjadi. Aksi Zakhar itu terinspirasi seorang artis tato dari Brazil yang melakukan hal yang sama sebelumnya.

Tak lama, Zakhar dibanjiri permintaan perempuan-perempuan yang telah menjadi korban. Ia tak menyangka akan mendapati begitu banyak pengalaman-pengalaman dalam bentuk luka pukul dan luka bakar -- terlampau banyak hingga ia harus membatasinya satu hari saja dalam waktu satu minggu.


“Saya tidak menyangka akan mendapatkan permintaan sebanyak ini,” ucap Zakhar, dilansir dari Associated Press. Perempuan berumur 33 tahun tersebut kini bekerja di Ufa, sebuah kota berjarak 1.200 kilometer dari Moskow. Meski mencintai gagasan membantu perempuan yang membutuhkan, ia merasa tertekan atas cerita mereka yang harus ia dengarkan.
“Sangat mengerikan melihat bekas luka dan mendengar cerita-cerita mereka,” ucapnya.

Awal minggu ini Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangi sebuah undang-undang kontroversial yang mengeluarkan beberapa bentuk sanksi untuk kekerasan domestik di Rusia.
Salah satu contohnya adalah pemukulan yang hanya dikenai denda atau 15 hari penahanan apabila tidak terdapat luka yang serius.


Alasannya, seperti yang disebut Olga Batalina -- perumus undang-undang tersebut -- adalah undang-undang tersebut menawarkan kesempatan untuk rekonsiliasi pihak-pihak terkait tanpa masuk ke ranah hukum. Ia menyebut kekerasan di rumah tangga sebagai “konflik emosional tanpa konsekuensi yang teramat berat”.



Kekerasan domestik merupakan masalah lama di Rusia. Pihak kepolisian memperkirakan bahwa 40 persen dari seluruh kekerasan kriminal tahun lalu terjadi di dalam ranah domestik.

Dalam survei bulan lalu oleh Public Opinion Research Center milik pemerintah, 19 persen responden mengaku bahwa pemukulan terhadap istri, suami, ataupun anak “bisa diterima” dalam “keadaan-keadaan tertentu”.
Perempuan-perempuan yang menemui Zakhar biasa memilih desain bunga atau kupu-kupu untuk menutupi bekas kekerasan. Tak hanya berusaha menutupi, mereka juga membagi keluh kesah terkait pengalaman kekerasan yang terjadi di waktu lalu -- menceritakan dari hubungan yang buruk menuju kekerasan dan kekejaman.


Zakhar mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukannya dapat mendorong kepercayaan diri perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan, memberikan perspektif baru dalam melihat hubungan yang tak sehat.

“Perempuan lebih terbuka untuk membicarakannya, menjadikannya kesempatan terakhir untuk berbicara tentang bekas-bekas luka tersebut,” jelas Zakhar mengenai mengapa klien yang ia dapat didominasi perempuan.

“Ketika mereka membicarakannya lagi, itu bukan lagi soal luka, namun tentang tato mereka yang indah,” katanya menyukai gagasan membantu kliennya ke hidup yang lebih menyenangkan.

Katarina Golovkova menjadi salah satu contoh kliennya. Ia menjalani 8 jam operasi untuk menyelamatkan lengannya. Hal tersebut terjadi setelah pacarnya melempar Golovkova ke luar jendela lima tahun lalu. Ia telah berpikir lama untuk menutupi bekas lukanya dengan tato, namun tidak pernah berani sebelum melihat promosi Zakhar di media sosial.

“Orang-orang selalu bertanya, ‘Apa yang menyebabkan luka itu?’” ucap Golovkova menirukan pertanyaan yang kerap ia dapat.

“Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu mengingatkan kembali akan memori yang buruk. Tapi sekarang aku bisa membukanya bebas dan orang-orang akan mengatakan, ‘Wow, keren!’” akunya.

Zakhar sendiri mengaku telah mentato lebih dari 1.000 perempuan tanpa biaya sejak ia mempromosikan kampanyenya di media sosial tahun lalu. Ia mengatakan bahwa tak ada satupun perempuan yang melaporkan mendapatkan bantuan dari polisi.

"Perempuan-perempuan tadi bertanya, 'Apa gunanya? Untuk apa melapor ke polisi kalau mereka tidak membantu?'"



Posted by : Agen Poker Terpercaya




0 comments:

Post a Comment